Kamis, 14 April 2011

BAB II
ISI

Muntah dan Gumoh pada Neonatus dan Bayi
1. Muntah
1.1 Definisi
      Muntah adalah keluarnya sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin mengalami muntah lendir, bahkan kadang disertai sedikit darah. Muntah ini tidak jarang menetap setelah pemberian ASI atau makanan, keadaan tersebut kemungkinan disebabkan karena iritasi mukosa lambung oleh sejumlah benda yang tertelan selama proses persalinan
Patofisiologisnya muntah terjadi ketika anak / bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, terkadang sampai seluruh isinya dikeluarkan. Pada bayi, muntah sering terjadi pada minggu – minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Refleks ini dikoordinasikan di medula oblongata. Muntah dapat dikaitkan dengan keracunan, penyakit saluran pencernaan, penyakit intrakranial, atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri.

1.2 Etiologi
Muntah bisa disebabkan karena berbagai hal seperti berikut :
a.) Karena adanya kelainan kongenital
Pada saluran pencernaan, iritaasi lambung, atresia esofagus, tekanan intrakanial yang tinggi
b). Adanya infeksi pada saluran pencernaan
c.) Cara pemberian makan yang salah
d.) keracunan
e.)ASI atau susu yang diberikan melebihi kapasitas lambung.
f. )Lambung yang penuh juga bisa membuat bayi gumoh. Ini terjadi karena makanan yang terdahulu belum sampai ke usus, sudah diisi makanan lagi. Akibatnya si bayi muntah.
g.) pemakaian bentuk dot. Jika si bayi suka dot besar lalu diberi dot kecil, ia akan malas mengisap karena lama. Akibatnya susu tetap keluar dari dot dan memenuhi mulut si bayi dan lebih banyak udara yang masuk. Udara masuk ke lambung, membuat bayi muntah.
h. )Klep penutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke saluran pencernaan atas, baru kemudian ke lambung. di antara kedua organ tersebut terdapat klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna.
i.) fungsi pencernaan bayi dengan peristaltik (gelombang kontraksi pada dinding lambung dan usus) untuk makanan dapat masuk dari saluran pencernaan ke usus, masih belum sempurna.

1.3 Komplikasi terjadinya muntah, yaitu :
a. Dehidrasi karena kehilangan cairan tubuh / elektrolit
b. Ketosis karena tidak makan dan minum
c. Asidosis yang disebab adanya ketosis yang dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang
d. Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva, ruftur esofagus, aspirasi, yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat

Sifat muntah, diantaranya :
a. Keluar cairan terus – menerus, hal ini kemungkinan disebabkan oleh obstruksi esofagus
b. Muntah proyektil, hal ini kemungkinan disebabkan oleh stenosis pilorus ( suatu kelemahan pada katup diujung bawah lambung yang menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau membuka )
c. Muntah hijau kekuning – kuningan kemungkinan akibat obstuksi dibawah ampula vateri
d. Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan adanya tekanan intrakanial yang tinggi atau obstruksi pada usul

1.4 Penatalaksanaan
1. Kaji faktor penyebab dan sifat muntah
a. Jika terjadi pengeluaran cairan terus – menerus, maka kemungkinan dikarenakan obstruksi esofagus
b. Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning – kuningan, maka patut dicurigai adanya obstruksi dibawah ampula vateri
c. Jika terjadi muntah proyektil, maka harus dicurigai adanya stenosis pilorus
d. Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intrakranial
2. Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor penyebab
3. Ciptakan suasana tenang
4. Perlakukan bayi dengan baik dan hati – hati
5. Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
6. Hindari memberikan ASI/susu saat bayi berbaring. Jaga agar bayi tetap dalam posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusu.
7. Hindari meletakkan bayi di kursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
8. Kontrol jumlah ASI/susu yang diberikan.misal Berikan ASI /susu dengan jumlah sedikit tapi sering.
9. sendawakan bayi segera setelah menyusu. Bahkan bayi terkadang masih membutuhkan bersendawa di antara 2 waktu menysusu.
10. Hindari memberikan ASI/susu ketika bayi sangat lapar, karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
11. jika menyusui, posisi bayi dimiringkan. Kepalanya lebih tinggi dari kaki sehingga membentuk sudut 45 derajat. Jadi cairan yang masuk bisa turun ke bawah.
12. Biarkan saja jika bayi mengeluarkan gumoh dari hidungnya. Hal ini justru lebih baik daripada cairan kembali dihirup dan masuk ke dalam paru-paru karena bisa menyebabkan radang atau infeksi. Muntah pada bayi bukan cuma keluar dari mulut, tapi juga bisa dari hidung. Hal ini terjadi karena mulut, hidung, dan tenggorokan punya saluran yang berhubungan. Pada saat muntah, ada sebagian yang keluar dari mulut dan sebagian lagi dari hidung.

Mungkin karena muntahnya banyak dan tak semuanya bisa keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.
1.5 Pencegahan
Berikut ini cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bayi muntah :
1. Cuci tangan dan sterilkan botol sebelum membuat susu untuk mencegah masuknya kuman/bakteri
2. Sendawakan bayi sebelum dan sesudah minun susu, dengan cara digendong tegak lurus dan disandarkan dibahu anda. tepuk pundaknya dengan halus sampai bayi bersendawa
3. Berikan susu pada bayi secukupnya dan pada waktu tepat.jangan memberikan susu saat bayi sangat lapar,karena bayi cenderung untuk minum dengan terburu-buru dan dalam jumlah banyak.jarak pemberian susu formula kurang lebih 3,5 - 4 jam.
4. Pada waktu menyusukan bayi dengan dot. usahakan nipple dot masuk seluruhnya didalam mulut bayi dengan posisi tegak lurus dengan mulut bayi. Hal ini akan mengurangi masuknya udara ke perut bayi pada saat menyusu, sehingga mencegah bayi muntah.
5. Tempatkanlah bayi di ruangan yang tenang pada saat menyusu dengan posisi berbaring menggunakan bantal yang agak tinggi.
6. Biarkan bayi berbaring kurang lebih 10 menit setelah menyusu, setelah itu sendawakan.


2. Gumoh
2.1 Definisi
      Gumoh (Gastroesophageal Reflux) adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung beberapa saat setelah makanan masuk kedalam lambung. Muntah susu adalah hal yang biasa terjadi, terutama pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini tidak akan mengganggu pertambahan berat badan secara signifikan. Gumoh biasanya terjadi karena bayi menelan udara saat menyusui.
Patofisiologisnya pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut – sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik. Otot tersebut seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini dapat juga terjadi pada orang dewasa dan anak – anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi dibulan – bulan pertama kehidupannya.

2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya gumoh adalah, sebagai berikkut :
a. Bayi sudah merasa kenyang
b. Posisi salah pada saat menyusui
c. Posisi botol yang salah
d. Tergesa – gesa pada saat pemberian susu
e. Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan

2.3 Penatalaksanaan
1. Perbaiki teknik menyusui
2. Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
3. Sendawakan bayi setelah disusui
4. Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir mencakup rapat seluruh puting susu ibu.

2.4 Pencegahan
• Tepuk-tepuk punggung bayi usai menyusui sampai ia bersendawa
• Jangan terus memberi susu pada saat si kecil menangis. Buatlah tangisannya berhenti baru menyusui
• Berikan ASI hanya bila ia minta (menangis) dan jangan sekali-sekali menyusui di tengah tidur pulasnya


3. Perbedaan Muntah dan Gumoh

Ciri-ciri Muntah Gumoh
1. Volume cairan/ makanan yang dimuntahkan Banyak lebih dari 10 cc. Berupa ASI atau susu formula dan makanan (pada bayi diatas 6 bulan) Sedikit kurang dari 10 cc. Berupa ASI yang sudah ditelan bayi.

2. Cara keluar Menyembur dari perut bayi disertai kontraksi otot perut. Kadang juga keluar lewat lubang hidung bayi Mengalir biasa dari mulut bayi. Tidak disertai kontraksi otot perut.
3. Umur bayi Tidak terjadi pada bayi baru lahir. Tapi bisa terjadi pada bayi berumur 2 bulan dan dapat berlangsung sepanjang usia Tidak terjadi Kebanyakan terjadi pada bayi berumur beberapa minggu, 1-4 bulan atau 6 bulan dan akan hilang dengan sendirinya.
4. Arti Bisa menjadi pertanda adanya gangguan kesehatan bayi atau gangguan fungsi pada organ pencernaan bayi Proses alami dan wajar untuk mengeluarkan udara yang tertelan bayi saat minum ASI.
5. Penyebab Ada kelainan pada sistem pencernaan bayi, misalnya kelainan katup pemisah lambung dan usus 12 jari. Cairan muntah biasanya berwarna hijau. Ada infeksi atau luka, misalnya infeksi tenggorokan yang memicu muntah. Kadang disertai bercak darah Bayi terlalu banyak ASI. Saat makan/ minum, udara ikut tertelan. Bayi gagal menelan karena otot penghubung mulut dan kerongkongan belum matang. Banyak terjadi pada bayi prematur.
6. Cara Mengatasi Ditangani dokter sesuai dengan penyebabnya Disendawakan setelah bayi menyusu.

4. Tanda dan Gejala
Sangat penting mengetahui bahwa muntah atau gumoh berlebihan pada bayi yang mengarah pada hal patologis. Kita tak perlu khawatir jika :
• Berat badan bertambah (dalam rentang normal)
• bayi tampak senang
• pertumbuhan dan perkembangan bayi normal
Sebaliknya, Kita perlu khawatir jika:
• Penurunan berat badan atau tidak ada kenaikan berat badan
• Infeksi dada berulang
• Muntah disertai darah
• Bayi dehidrasi
• Gangguan pernafasan misal henti nafas, biru atau nafas pendek
Tanda awal adanya masalah dengan pemberian ASI/susu pada bayi antara lain:
1. Bayi tidak tenang/selalu rewel/gelisah sepanjang waktu
2. Bayi tidak ingin menyusu /tidak nafsu
3. Bayi selalu menangis saat atau setelah menyusu
4. Bayi muntah /gumoh secara berlebihan yang berulang dan sering.



Bab III
PENUTUP

1.Kesimpulan
Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius .
2.Saran
Orang tua harus pintar untuk membedakan antara muntah dengan gumoh pada anak bayi, karena hal tersebut erat kaitannya dengan gangguan pencernaan yang bisa menimpa bayi.


Daftar pustaka

Nanny Lia Dewi,Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita. Jakarta: Salemba Medika.
*http://www.infoanak,com/gumoh-pada-bayi/*
http://eotjipop.mulltiply.com
kuliahbidan.wordpress.com/.../bayi-anda-gumoh-atau-muntah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar